Multi-Layer Perceptron adalah jaringan syaraf tiruan feed-forward yang terdiri dari sejumlah neuron yang dihubungkan oleh bobot-bobot penghubung.
Neuron-neuron tersebut disusun dalam lapisan-lapisan yang terdiri dari satu lapisan input (input layer), satu atau lebih lapisan tersembunyi (hidden layer), dan satu lapisan output (output layer).
Lapisan input menerima sinyal dari luar, kemudian melewatkannya ke
lapisan tersembunyi pertama, yang akan diteruskan sehingga akhirnya
mencapai lapisan output.
Tidak ada batasan banyaknya hidden layer
dan jumlah neuron pada setiap layernya. Setiap neuron pada input layer
terhubung dengan setiap neuron pada hidden layer. Demikian juga, setiap
neuron pada hidden layer terhubung ke setiap neuron pada output layer.
Setiapneuron, kecuali pada layer input, memiliki input tambahan yang
disebut bias. Bilangan yang diperlihatkan pada gambar di atas digunakan
untuk mengidentifikasi setiap node pada masing-masing layer.
Kemudian, jaringan dilatih agar keluaran
jaringan sesuai dengan pola pasangan masukan-target yang telah
ditentukan. Proses pelatihan adalah proses iteratif untuk mementukan
bobot-bobot koneksi antara neuron yang paling optimal. Kata back propagation
yang sering dikaitkan pada MLP merujuk pada cara bagaimana gradien
perubahan bobot dihitung. Jaringan MLP yang sudah dilatih dengan baik
akan memberikan keluaran yang masuk akal jika diberi masukan yang serupa
(tidak harus sama) dengan pola yang dipakai dalam pelatihan.
Berikut ini adalah tahap-tahapan dalam penyelesaian masalah menggunakan metode Jaringan Syarat Tiruan menggunakan Multilayer Percepteron.
1. Identifikasi masalah
Tahap ini merupakan identifikasi masalah
yang hendak diselesaikan dengan jaringan syaraf tiruan, meliputi
identifikasi jenis dan jumlah masukan serta keluaran pada jaringan.
2. Menyiapkan training data set
Training data set merupakan kumpulan
pasangan data masukan-keluaran berdasarkan pengetahuan yang telah
dikumpulkan sebelumnya. Banyaknya data set harus mencukupi dan dapat p p
mewakili setiap kondisi yang hendak diselesaikan. Terbatasnya data set
akan menyebabkan akurasi jaringan menjadi rendah.
3. Inisialisasi dan pembentukan jaringan
Tahap inisialisasi meliputi penentuan
topologi, pemilihan fungsi aktivasi, dan pemilihan fungsi pelatihan
jaringan. Penentuan topologi adalah penentuan banyaknya hidden layer dan
penentuan jumlah neuron pada input layer, hidden layer dan output
layer.
4. Simulasi jaringan
Simulasi jaringan dilakukan untuk melihat keluaran jaringan berdasarkan masukan, bobot neuron dan fungsi aktivasinya.
5. Pelatihan / training jaringan
Sebelum melakukan pelatihan, dilakukan
penentuan parameter training terlebih dahulu, seperti penentuan jumlah
iterasi, learning rate, error yang diijinkan. Setelah itu dilakukan
pelatihan yang merupakan proses iteratif untuk menentukan bobot koneksi
antar neuron.
6. Menggunakan jaringan untuk pengenalan pola
Setelah pelatihan dilakukan, jaringan
siap untuk digunakan untuk pengenalan pola. Kemampuan jaringan dalam
mengenal pola sangat bergantung dari bagaimana jaringan tersebut
dilatih.
Jaringan syaraf tiruan cocok
digunakan untuk menyelesaikan masalah yang tidak linier, yang tidak
dapat dimodelkan secara matematis. Jaringan cukup belajar dari pasangan
data masukan dan target yang diinginkan, setelah itu jaringan dapat
mengenali pola yang mirip dengan masukan ketika dilakukan pelatihan.
Karena itu, kinerja jaringan pun ditentukan oleh banyaknya pasangan data
set selama training.
Bila data training cukup banyak dan
konsisten, akurasi jaringan akan tinggi, sebaliknya bila data training
tidak memadai, akurasi jaringan rendah. Selain data training, akurasi
jaringan juga ditentukan oleh pemilihan topologi yang tepat.
Proses pembentukan jaringan sangat
melelahkan, dilakukan secara terus menerus hingga diperoleh jaringan
yang paling baik. Tetapi setelah jaringan yang optimal ditemukan, proses
pengenalan pola dapat dilakukan secara cepat, lebih cepat bila
dibandingkan metoda lainnya.
Seperti yang telah disampaikan
sebelumnya, bahwa metode MLP merupakan salah satu metode dari Jaringan
Syaraf Tirual (JST) sangat cocok untuk menyelesaikan masalah yang tidak
linear dan non deterministik. Contoh aplikasinya antara lain adalah:
- Untuk speech recognition
- Untuk image recognition
- Untuk software mesin tranlasi
http://mail.stei.itb.ac.id/~soni/EL5133/Materi/05c-Neural%20Network-MLP.pdf
Post a Comment